clean-5
Simple social
Popular Label
Featured
Social Widget
Home Top Widget
About Us
Footer Label
clean-5
clean-5
clean-5
Berpikir
Posted by: adi Posted date: 06.44 / comment : 0
Tahukah Anda, mengapa hanya sedikit perusahaan yang dapat menerangkan dengan jelas etika perusahaannya, seperti: profesionalitas, independensi, transparansi, kejujuran, dan loyalitas, serta mengoperasikan perusahaannya menurut etika tersebut?"
Tanya doktor filsafat berambut pirang itu dengan serius. Para peserta forum pelatihan singkat hak asasi manusia (HAM) itu tercekat. Suasana musim gugur khas Australia di luar jendela membuat suasana semakin pucat.
Simon Longstaff, sang filsuf itu, lalu menjawab sendiri, "Karena kebanyakan pemimpin dan karyawan perusahaan bekerja hanya untuk bekerja, tetapi tidak berpikir." Dan wajah para peserta pun terlongong. Tidak berpikir? Bukankah ketika seorang manusia baru bangun tidur pun, ia sudah segera mulai memikirkan, terlambat shalatkah ia atau akan sarapan apa ia pagi itu?
"Anda mengerti maksud saya?" tanyanya kurang yakin. Ia lalu memberi isyarat kepada saya, yang kebetulan ditugaskan mendampinginya, untuk menerjemahkan paparannya, "Tidak berpikir artinya tidak pernah bertanya, di mana dirinya, mengapa ia ada di posisi itu, ke mana ia akan membawa dan dibawa oleh posisi itu, dan sudah tepatkah dia bertindak selama itu. Tidak berpikir, artinya tidak pernah bersikap kritis."
Usai kelas, saya jadi teringat pada suatu peristiwa yang baru saja terjadi, di salah satu perguruan tinggi di Australia juga. Ketika itu, seorang mahasiswa pascasarjana yang baru mengusaikan kuliahnya terkejut menerima surat invitasi wisudanya, karena dalam wisuda itu ternyata ia dinyatakan akan memperoleh penghargaan tertinggi.
Risetnya memang bagus dan ia menyelesaikan studinya dalam jangka waktu yang lebih cepat dari normal. Tetapi kemudian, ia menyadari bahwa sesungguhnya tidak semua nilainya A. Padahal, syarat penghargaan tertinggi itu semua nilai harus A.
Ia ingin mengonfirmasi penghargaan yang akan diterimanya itu, tetapi hampir tak ada yang mendukungnya. Mengapa keberuntungan harus dipertanyakan lagi, sehingga membuka kemungkinan penghargaan, yang tentu menjadi impian semua mahasiswa itu, terbang kembali dari tangannya?
Tetapi, ia begitu gelisah, hingga diangkatnya juga gagang telepon, "Saya akan sangat bergembira menerima penghargaan itu. Tetapi, mohon diperiksa lagi, layakkah saya?" Dan jawabannya memang adalah kebenaran yang melukai, "Kami sungguh mohon maaf telah menempatkanmu pada peringkat pertama."
Saya tahu ia begitu limbung setelah itu. Hampir saja ia mendapatkan penghargaan tertinggi itu, tanpa seorang pun perlu tahu apakah itu keberuntungan atau keteledoran.
Puluhan orang lain di tanah airnya, Indonesia, bahkan rela membayar beberapa juta hanya untuk mendapatkan gelar master atau doktor tanpa harus bermalam di perpustakaan dan menangis kecapaian selama berbulan-bulan seperti dirinya.
Dan dia, apa yang dicarinya dengan melepaskan sebuah gelar impiannya hanya bagi sebuah nilai, yang mungkin, hanya kesunyian yang tahu?
Dengan mata basah, ia berjalan menembus malam, sendirian. Konon, hati nurani memang bukan untuk didefinisikan, tetapi untuk diikuti. Tetapi, hanya kesunyian yang memahami.
"Hati nurani itu apa? Saya tidak tahu artinya. Yang saya pahami kini hanya, bahwa hati nurani selalu tidak mengizinkan seseorang untuk terlalu gembira. Tetapi juga, adalah hati nurani yang selalu menjadi harga terakhir, ketika ia tengah tersungkur pada titik terbawah kelemahan dirinya."
Ketika itu, tampaknya ia memang sedang berpikir. Berpikir seperti itu, yang adalah mendayagunakan seluruh kekuatan akalnya, ternyata memang tidak sederhana.
Semoga kita selalu di ridhoi ALLAH SWT, amin... (MIranda Risang AYu)
sumber : Republika

Tagged with:
Hikmah
adi
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Edit Menu DropdownMenu Dropdown salah satu fasilitas yang diberikan pada Desain Sederhana dari Maskolis. Berikut cara untuk edit tulisan menu dan link : ...
-
1 Tamparan Untuk 3 PertanyaanAda seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari...
-
Be Beauty, Be YourselfSejak dulu hingga kini, ukuran cantik mengalami pergeseran. Pada abad ke 17 s.d. 18, perempuan itu disebut cantik kalau memiliki t...
-
Kisah Anak SholehBegitu sedih dan menetes air mata melihat kesabaran ibu ini. Kisah dibalik safari dakwah syaikh Al Kharraz hafidzahulah ta’ala di Afrika. Ib...
-
Bahaya Pemakaian Obat NyamukBuat pengetahuan seluruh keluarga nihh.Dari si penulis yang kerja di Baygon. Mudah2an artikel dibawah ini bisa bermanfaat.. Agak ragu saya m...
-
TENTANG KUCING, TERNYATA SELAMA INITernyata selama ini kita sudah di bodohi oleh mitos kedokteran tentang kucing.. Dunia kesehatan mengatakan bahwa kucing itu berbahaya, mulai...
-
Berbuatlah...Walid bin Mughirah, Umayyah bin Khalaf, dan Al-`Ash bin Wail telah membelanjakan hartanya untuk memerangi risalah dan melawan kebenaran, ...
-
Membangun Istana di SurgaOleh Seriyawati Sewaktu saya menunggu chikatetsu (kereta bawah tanah) menuju pulang, saya melihat ada seorang muslimah. Ya, muslimah. Saya j...
-
Adab Menerima Tamu (1/2)Aunur Rofiq Ghufron Beberapa waktu yang lalu, kami mengulas tentang bagaimana bertamu yang sesuai dengan sunnah Rasulullah. Lalu bagaimana...
-
Berani HidupAktivitas harian kadang menghadirkan rasa bosan sampai ke tingkat jenuh. Badan malas bergerak dan otak jadi malas mikir. Sangat tidak produk...
Tidak ada komentar: